Tingkat Kesadaran (Level of Consciousness )

"Ketika membicarakan keberadaan dunia lain dengan segala makhuk penghuninya (ghoib), ada orang yang percaya ada yang tidak, yang tidak percaya karena belum mengalami atau belum bisa melihat keberadaan dimensi tersebut, juga karena menyangkut tingkat kesadaran seseorang. Semakin tinggi kesadaran akan semakin bijaksana dalam mengambil keputusan yang hendak dilakukan, karena semua perbuatan manusia juga akan berdampak pada kehidupan di dimensi lain baik yang menentang ataupun yang mendukung atas pilihan tersebut. Maka terjadinya bencana alam dan penderitaan juga bukan suatu kebetulan--karena semua benda memiliki jiwa". Kenali dan pahami hukum alam semesta dan mekanismenya dalam bekerja : Sejati Baik Sabar (真善忍 - Zhēn Shàn Rěn) ----- www.falundafa.org (multi bahasa)

Manusia yang Bukan Manusia

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Tumbuhan dan binatang serta segala sesuatunya dicipta hanya diperuntukan bagi manusia. Maka betapa beruntungnya saat kita diciptakan menjadi sosok manusia di dunia ini, dan sudah selayaknya kita bersyukur atas segala karunia yang disediakan bagi kehidupan kita.

Selain menjadi makhluk paling sempurna namun manusia sekaligus juga hidup dalam kesesatan. Manusia hanya bisa melihat dengan kemampuan mata memandang dalam dunia nyata ini, hal-hal yang melebihi daya jangkauan mata manusia sudah tidak dapat melihat eksistensinya. Manusia tidak bisa melihat segala sesuatu di ruang dimensi lain, betapa cantiknya bidadari atau betapa menyeramkannya hantu liar semua sudah tak terlihat oleh mata kita, sama juga kebaradaan tentang dosa/karma, pahala/De, surga, neraka, semua ini hanya bisa kita dengar dari cerita-cerita dalam agama saja. Sebenarnya mereka benar-benar ada dan bukan hanya sekedar isapan jempol, hanya saja kita dengan mata manusia ini tidak bisa mengetahui keberadaannya.

Karena hidup dalam kesesatan, manusia seringkali melakukan kesalahan karena tidak bisa mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, sehingga mudah menimbulkan bartambahnya dosa setiap saat pada diri manusia. Karena dalam kesesatan maka apa yang kita pikir benar untuk kita lakukan maka kita akan lakukan, walau sebenarnya dilihat dari perspektif tingkat tinggi atau di mata Tuhan adalah salah besar.

Semakin banyak dosa/karma pada diri manusia, akan semakin besar pula kemungkinan dia melakukan keburukan karena medan karma di tubuhnya sama sifatnya dengan unsur-unsur jahat (iblis dll), yaitu bersifat Yin (negatif). Karena hal-hal yang sama sifatnya akan membentuk satu medan yang sama, yang saling mengikat dan saling menguatkan satu sama lain.

Sedangkan bagi orang yang medan karmanya sedikit atau substansi putih (De) nya besar, maka akan sulit bagi unsur-unsur jahat mempengaruhinya karena substansi putih bersifat Yang (positif), yang berlawanan dengan unsur-unsur jahat yang bersifat Yin. Itulah mengapa kadang kita menemukan orang tertentu yang sangat sulit untuk diajak berbuat kebajikan dan kembali ke jalan yang benar, karena orang tersebut mempunyai karma/dosa yang besar sehingga mudah dipengaruhi oleh unsur-unsur jahat karena medan karma dan unsur jahat mempunyai unsur Yin yang sama. Namun sering kali juga kita menemukan orang-orang tertentu yang sangat sulit dipengaruhi untuk berbuat buruk meski hidup dia itu dalam penderitaan dikarena unsur Yang dalam diri orang tersebut sangat kuat, yang tidak bisa menyatu dengan unsur-unsur jahat yang bersifat Yin.

Manusia dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna tentunya bagi mereka yang mempunyai standard kemuliaan manusia. Mempunyai norma moral manusia, meliputi kebajikan, keadilan, kebijakan, kesetiaan, kearifan, kesopanan, keyakinan, yang tercermin dalam setiap sikap dan perbuatannya, merupakan kriteria manusia mulia. Bagi manusia yang tidak mempunyai sifat-sifat dasar seperti itu sudah bukan merupakan manusia lagi. Sebagai contoh mengapa kera yang juga mempunyai tangan, kaki, kepala, otak, tidak disebut sebagai manusia? Karena kera tidak mempunyai sifat-sifat seperti yang distandarkan bagi manusia. Manusia yang sudah tidak mempunyai kebajikan, rasa malu, kesopanan, berperilaku yang menyimpang seperti kebebasan sex, perilaku sex yang kacau balau, kecanduan, pendustaan berat dll, masih layakkah disebut sebagai manusia? segala perbuatan yang dilakukan bahkan lebih buruk daripada perilaku hewan,

Jenis manusia yang bukan manusia ini akan bagaimanakah nasibnya disaat masa akhir jaman nanti?