Tingkat Kesadaran (Level of Consciousness )

"Ketika membicarakan keberadaan dunia lain dengan segala makhuk penghuninya (ghoib), ada orang yang percaya ada yang tidak, yang tidak percaya karena belum mengalami atau belum bisa melihat keberadaan dimensi tersebut, juga karena menyangkut tingkat kesadaran seseorang. Semakin tinggi kesadaran akan semakin bijaksana dalam mengambil keputusan yang hendak dilakukan, karena semua perbuatan akan berdampak pada kehidupan di dimensi lain baik yang menentang ataupun yang mendukung atas pilihan tersebut. Maka terjadinya bencana alam dan penderitaan juga bukan suatu kebetulan--karena semua benda memiliki jiwa". Kenali hukum alam semesta dan mekanismenya dalam bekerja : Sejati Baik Sabar (真善忍 - Zhēn Shàn Rěn) ----- www.falundafa.org (multi bahasa)

Hancurnya Kebudayaan Tradisional Hancurnya Etika Moral Manusia

Mencermati perilaku manusia zaman sekarang seperti sudah keluar dari pakem kebudayaan yang dikenal dan dipahami oleh generasi-generasi sebelumnya. Kebudayaan dipahami sebagai hasil karya, rasa, serta cipta dari masyarakat, merupakan buah budi dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat, menjadi bentuk kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata-tertib di masyarakat.

Kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal di dalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat. Kepercayaan manusia kepada Sang Pencipta mampu menciptakan tata-tertib dan pengendalian diri untuk mengatasi setiap masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Setiap karya yang dibuat baik melalui karya sastra, seni ataupun hukum senantiasa berusaha mendewasakan manusia agar menumbuhkan kebijaksanaan yang terpendam di dalam setiap diri manusia setelah melakukan kesalahan.

Kebudayaan tradisional Tiongkok dikenal sebagai kebudayaan warisan Dewa, mengajarkan makna keindahan, kejujuran, kesopanan, etika, keseimbangan, kesetiaan, kebajikan, dan harapan, dimana dalam sejarahnya juga telah membawa pengaruh pada budaya penduduk dunia lainnya. Namun sayang sejak “Revolusi Besar Kebudayaan” budaya asli warisan Dewa tersebut sudah banyak yang dihancurkan dan dimusnahkan oleh penguasanya sendiri yang saat itu sudah berpaham komunis, sehingga generasi berikutnya sudah tidak mengenali lagi warisan asli nenek moyangnya, karena kebudayaan yang tertinggal sekarang seolah telah kehilangan ruh-nya, hanya tersisa sekedar formalitas dan tontonan hiburan semata.

Warisan sejarah yang begitu megah telah dihancurkan oleh penguasanya sendiri, sehingga menimbulkan pertanyaan, “Apakah yang terjadi sebenarnya di daratan Tiongkok di masa sekarang dan apa hubungannya dengan masa akhir zaman atau masa akhir Dharma?”

Hancurnya kebudayaan tradisional Tiongkok disadari atau tidak telah membawa pengaruh pada kehancuran budaya global, serta kehancuran akhlak, semua lepas kendali, persis gambaran memasuki zaman Kalatidha - kalabendhu

Untuk mengetahui secara utuh grand scenario (skenario besar) semesta tentang akhir zaman harus mengenali apa dan siapa yang menjadi dalang di atas panggung yang terjadi di Tiongkok saat ini, setiap orang harus mengetahui apakah tujuan akhir munculnya komunisme di atas bumi? Mengapa dunia memerlukan Falun Dafa (Falun Gong)? Apakah itu budaya tradisional?

Tidak ada yang kebetulan dengan pepatah “Tuntutlah ilmu meski sampai ke negeri China

Baca juga: