Tingkat Kesadaran (Level of Consciousness )

"Ketika membicarakan keberadaan dunia lain dengan segala makhuk penghuninya (ghoib), ada orang yang percaya ada yang tidak, yang tidak percaya karena belum mengalami atau belum bisa melihat keberadaan dimensi tersebut, juga karena menyangkut tingkat kesadaran seseorang. Semakin tinggi kesadaran akan semakin bijaksana dalam mengambil keputusan yang hendak dilakukan, karena semua perbuatan akan berdampak pada kehidupan di dimensi lain baik yang menentang ataupun yang mendukung atas pilihan tersebut. Maka terjadinya bencana alam dan penderitaan juga bukan suatu kebetulan--karena semua benda memiliki jiwa". Kenali hukum alam semesta dan mekanismenya dalam bekerja : Sejati Baik Sabar (真善忍 - Zhēn Shàn Rěn) ----- www.falundafa.org (multi bahasa)

Pesan Singkat untuk Para Pemimpin Dunia

Semua tentang energi

Setiap entitas memiliki energi

Semua benda memiliki jiwa


Teringat ketika mengikuti jalannya pertemuan perwakilan negara-negara ASEAN yang bertujuan membahas solusi untuk mengatasi semua permasalahan yang terjadi di dunia yang tidak kunjung memberikan dampak positif walaupun setiap kesepakatan yang disetujui bersama telah diterapkan selama sekian decade. Mereka juga mengatakan bahwa para pemikir dunia meskipun telah hopeless namun tetap berusaha walaupun selalu menemukan jalan buntu.

Tidak menepis realita bahwa selama ini banyak sekali orang cerdas dengan pemikiran yang brilian telah berusaha menyodorkan pemikiran-pemikiran mereka dalam mewujudkan cita-cita membesarkan negara, memakmurkan rakyat, mendamaikan dunia, serta memperbaiki kehidupan dan ekosistem bumi.

Para Ilmuwan percaya semua kekurangan dalam berbagai segi kehidupan bisa diatasi dengan penciptaan teknologi namun tidak bisa mengatasi kekuatan alam saat terjadi bencana besar yang memusnahkan manusia di setiap fase menuju akhir zaman.


Para Rohaniawian percaya kekuatan Tuhan namun kurang memahami bagaimana membedakan kebaikan dan kejahatan yang sebenarnya, dan bagaimana kekuatan itu ada pada diri setiap manusia, karena yang dianggap baik menurut manusia belum tentu benar menurut Tuhan.


Para Penyangkal Tuhan percaya pada kekuatan logika, namun tidak mampu menalar mukjizat dan keanehan yang terjadi di luar nalar yang benar-benar terjadi, yang dapat dirasa dan dilihat.


Para Politikus percaya mampu mengatur negara dan rakyatnya dengan membuat peraturan undang-undang, namun kurang memahami hukum semesta universal, sehingga setiap peraturan undang-undang yang dibuat mendapat perlawanan dan muncul masalah baru, karena tidak memahami akar masalah yang sebenarnya.


Semua mengira kemajuan teknologi adalah segala-galanya, kenyataannya semakin maju teknologi, semakin makmur suatu bangsa, tidak membuat dunia semakin baik, demikian juga manusianya. Karena semua solusi yang dianggap benar selama ini tidak dimulai dari akar permasalahan, yang sebenarnya sudah ada di dalam diri masing-masing, setiap individu, yang diserahi tanggungjawab atas kehidupan di muka bum ini.


Ketika arkeolog menemukan puing-puing kemegahan peradaban dimasa lalu, di dasar laut atau yang terkubur di bumi, ribuan atau jutaan tahun yang lalu, mereka kala itu juga telah mencapai teknologi yang mutakhir, namun pada akhirnya mereka tidak sanggup melawan pengadilan alam ketika hukum semesta sedang bertindak.


Ketika akhir-akhir ini bencana alam terjadi semakin besar dan semakin sering terjadi, tidak mampukah berfikir terbalik bahwa apa yang dianggap benar selama ini ternyata salah menurut hukum semesta?


Para Spiritual percaya adanya kekuatan positif dan kekuatan negatif yang saling bertempur untuk mempertahankan kehidupannya di dimensi lain yang berdampak pada dimensi dimana manusia berada, namun tidak mampu memahami bagaimana terjadinya kekuatan energi positif dan negatif itu terbentuk.


Akhir zaman adalah pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, pertempuran antara yang berusaha menyelamatkan manusia dengan yang berusaha memusnahkan manusia.


Ketika raja kejahatan bersumpah menurunkan seluruh pasukannya di semua dimensi untuk memusnahkan manusia dengan berbagai macam cara, maka Sang Maha Pencipta menurunkan pertolongan dengan cara-Nya.


Falun Dafa muncul di dunia bukan suatu kebetulan, dengan prinsip-prinsip universal yang dirangkum dalam buku ZhuanFalun, telah menjelaskan tentang kekuatan energi positif dan negatif, tentang ilmu pengetahuan, tentang kehidupan dimensi lain, tentang kekuatan alami yang ada di dalam setiap diri manusia, tentang tujuan sebenarnya menjadi manusia, tentang bagaimana menyelamatkan bumi dan seisinya yang menjadi tanggung jawab setiap manusia yang disebut sebagai pemimpin di muka bumi, selain menjadi pemimpin bagi diri sendiri, karena tubuh manusia juga merupakan sebuah dunia.


Dalam realita unsur-unsur kejahatan telah memanfaatkan orang-orang jahat untuk melakukan penganiayaan dan pengambilan organ-organ vital praktisi Falun Dafa untuk dijadikan bisnis jual beli organ atas perintah Partai Komunis Tiongkok dimana mereka berusaha menutupi serapat mungkin kejahatan yang telah dilakukan. Mereka juga dengan gencar menyebar berita-berita buruk yang memfitnah Falun Dafa ke segala penjuru dunia dengan tujuan agar manusia tersesat tidak mau mengenal Falun Dafa, agar manusia tidak mengetahui Hukum Alam semesta, agar manusia musnah seluruhnya. 

 

Oleh karena itu setiap pemimpin di seluruh belahan dunia sudah seharusnya mempelajari sendiri untuk memahami Hukum Universal Alam Semesta yang dibabarkan dalam buku Zhuan Falun, yang dapat diperoleh atau di download di web resmi www.falundafa.org (pilih Bahasa)


Keberhasilan suatu wilayah negara tergantung keberhasilan pemimpin dalam memahami Hukum Universal Alam Semesta, memahami esensi tubuh manusia dan badan langit, sehingga dapat menciptakan perdamaian dan kemakmuran di dunia.


Semoga perdamaian dan kemakmuran di dunia dapat segera terwujud.

 

Jabat erat,

Falun Dafa Hao

Diary Si Butiran Debu 

Asal-usul Akhir Zaman 

Baca juga:

 

 

Mengapa Umat Manusia adalah Masyarakat yang Tersesat

Maha besarnya badan langit, para dewa, raja, penguasa, semuanya tidak mengetahui apa pun di luar dirinya, banyaknya kehidupan semuanya tidak terhitung. Namun seluruh kehidupan dalam badan langit, yang berada di tingkat yang terbentuk dari materinya sendiri, semuanya melihat dunia tempatnya hidup dari segala aspek, sama seperti cara dewa melihat dunia, hanya saja tidak memiliki kebijakan dan kemampuan dewa. Maka dikatakan semua kehidupan dalam alam semesta badan langit tidak akan seperti kondisi umat manusia, tidak dapat melihat fakta kebenaran dunia di mana dirinya hidup, tidak dapat melihat bentuk keberadaan kehidupan lainnya di lingkungan tempatnya hidup, tidak dapat melihat wujud nyata materi pada lingkungan tempatnya hidup. Oleh karenanya cara berpikir manusia, cara mengenal dunia adalah unik namun tidak berkemampuan. Ini adalah masyarakat yang “tersesat” (kecuali para dewa yang sudah ada di sana dan fenomena tertentu kalangan Xiulian).

Lalu mengapa bisa demikian? Karena badan langit dan sistem alam semesta yang sangat banyak di dalam badan langit, semuanya telah berjalan hingga ke tahap “musnah” yang paling akhir dari hukum “terbentuk-bertahan-rusak-musnah”, di dalam pencerai-beraian saat musnah terakhir yang menakutkan, segalanya akan musnah total, tak tersisa, oleh karenanya Sang Pencipta memutuskan untuk menyelamatkan makhluk hidup.

Alam semesta badan langit bisa berjalan sampai ke tahap musnah, adalah karena badan langit dan banyaknya alam semesta dalam badan langit, serta kehidupan yang tak terhitung di dalamnya, termasuk para penguasa, para raja, para dewa di masing-masing alam semesta, di tengah proses yang panjang dari “terbentuk-bertahan-rusak-musnah”, semuanya berubah menjadi tidak sebaik seperti awal mula ketika terbentuk, dengan kata lain, di tengah panjangnya waktu semua tidak lagi sesuai standar pada tingkatan di mana dirinya berada. Ini adalah hukum keniscayaan dalam proses kehidupan.

Demi menyelamatkan semua makhluk hidup, Sang Pencipta telah menciptakan sebuah dunia di luar badan langit, menggunakannya untuk menyelamatkan makhluk hidup di dalam badan langit yang tak terhitung, dan dinamakan "triloka". Dalam triloka terdapat tiga tingkat kehidupan. Kehidupan di tingkat paling rendah sama sekali tidak memiliki kemampuan, tanpa kebijakan, hidup di dalam lingkungan yang paling menyesatkan dan menderita, inilah masyarakat umat manusia. Sekalipun demikian, kecerdasan manusia dan makhluk hidup pada tingkat kedua hanyalah lebih tinggi dari manusia di tingkat ini, sehingga mereka hanya dapat melihat kondisi tingkat manusia dan kondisi tingkat di mana mereka sendiri berada, yang oleh manusia disebut sebagai makhluk surgawi. Dan pada satu tingkat lebih tinggi lagi, mereka juga dapat melihat kondisi hidup dari kehidupan di dua alam yang lebih rendah dan kondisi pada tingkatan diri sendiri, di dalam triloka kebijakannya juga yang tertinggi, umat manusia menyebutnya manusia langit. Tetapi semua makhluk hidup di triloka tidak dapat melihat alam semesta yang sesungguhnya dan kerajaan surga tempat para dewa langit berada.

Oleh karena itu, manusia hidup “dalam kesesatan” dengan kecerdasan yang paling minim, tidak dapat melihat hakikat segala materi. Ini adalah karya terobosan Sang Pencipta demi semua makhluk hidup dapat terselamatkan di masa paling akhir sebelum pemusnahan total. Juga agar makhluk hidup dengan mengandalkan sisi baik sifat manusia - dapat keluar dari dunia kelam yang penuh penderitaan. Sulit, memang sangat sulit. Di paling akhir dari terbentuk-bertahan-rusak-musnah, kehidupan yang seharusnya dimusnahkan hanya dengan menanggung penderitaan, menghapus karma baru dapat terselamatkan, bersamaan itu juga dapat mempertahankan sifat baiknya, baru dapat diakui oleh “masa depan”. Ketika tiba pada masa akhir, Sang Pencipta menyetujui para dewa, raja, penguasa badan langit, dan bahkan maha dewa, sang maha sadar lebih tinggi yang masing-masing mengendalikan badan langit bagiannya untuk turun ke dunia bereinkarnasi menjadi manusia, semua kebijakan dan kemampuan mereka disegel. Dalam kondisi yang paling menderita dan tanpa kemampuan, tanpa kebijakan dan tubuh seluruhnya disegel, mereka menanggung penderitaan menghapus karma, dalam penderitaan, mereka menyandarkan diri pada pikiran lurus, mempertahankan sifat dasar yang baik, dengan demikian baru dapat dihargai oleh para dewa dan Sang Pencipta, baru dapat diakui oleh masa depan. Mereka yang berulang kali bereinkarnasi dalam masyarakat manusia, karma dosa dihapus secara berangsur-angsur, maka orang dengan De yang makin lama makin banyak dalam proses penyelamatan niscaya akan dipilih. Di penghujung masa akhir saat penyelamatan dimulai, mereka pasti akan diselamatkan oleh Sang Pencipta ke alam semesta baru. Dengan kata lain, cara hidup masyarakat manusia yang “tersesat” adalah masyarakat dan cara hidup khusus yang diciptakan oleh Sang Pencipta demi untuk menyelamatkan semua makhluk hidup. Oleh karena itu, ketika seseorang berada dalam kesesatan, tak peduli kepada siapa pun dia memohon untuk menjebol kesesatan ini, semua tidak ada gunanya. Dari surga hingga ke bumi, tidak ada satu kehidupan pun yang berani menghancurkan lingkungan penyelamatan makhluk hidup ini.

Dalam dunia ini selalu ada orang yang mengatakan percaya kepada Tuhan adalah takhayul. Jadi ada yang berkata jika terlihat saya percaya, jika tidak terlihat maka tidak percaya. Sehingga ada yang berani melakukan perbuatan buruk tanpa memikirkan akibatnya. Tak peduli dewa yang seberapa tinggi jika sudah bereinkarnasi menjadi manusia, sudah memiliki tubuh fisik manusia seyogianya ia adalah manusia, masuk ke tubuh manusia berarti sudah masuk ke dalam kesesatan, maka ada orang akan menciptakan karma dalam kesesatan. Sang Pencipta menciptakan triloka adalah agar dalam penderitaan makhluk hidup dapat menghapus karma dosa, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan moralitas diri sendiri, tanpa karma dosa baru bisa diselamatkan untuk kembali ke kerajaan surga. Sesudah menciptakan karma maka harus membayar karma, ini adalah prinsip hukum yang ditetapkan oleh alam semesta badan langit. Namun manusia berada dalam kesesatan, sangat mungkin menciptakan karma dosa di dunia, tentu saja harus membayarnya. Tidak membayar dalam kehidupan ini, akan membayar dalam kehidupan berikutnya. Sebenarnya sangat banyak orang memiliki karma dosa sangat besar, demi manusia bisa diselamatkan, Sang Pencipta masih akan menanggung sebagian penderitaan bagi manusia, ini adalah belas kasih terbesar, cinta kasih terbesar terhadap manusia. Jika karma besar sampai taraf tertentu, kehidupan benar-benar sudah akan dimusnahkan. Menghapus karma dosa kembali ke surga barulah tujuan anda yang sesungguhnya datang ke dunia ini. Saat reinkarnasi datang ke dunia setiap orang pernah bersumpah kepada Sang Pencipta. Membayar karma dosa tentu akan sangat menderita, karma akan membuat orang bertarung, akan ada perang, akan ada penyakit, akan ada kepenatan, akan ada kelaparan, akan ada kemiskinan, oleh karenanya menderita. Tentu saja karma dosa juga ada yang besar ada yang kecil, juga dikarenakan adanya karma yang besar dan kecil, hidup manusia baru ada perbedaan kaya dan miskin, manusia dalam kesesatan bila dapat menjaga kebaikan hati akan lebih sedikit menciptakan karma! Lebih sedikit mengalami penderitaan!

Juga bisa dikatakan “kesesatan” adalah diciptakan untuk menyelamatkan makhluk hidup, menyelamatkan badan langit dan seluruh alam semesta. ”Kesesatan” ini juga memiliki alasan yang sangat mendalam, oleh karena itu juga tidak mungkin karena mengikuti keterikatan hati manusia lalu menjebol kesesatan. Banyak sekali dewa di dunia ini, mengapa tidak boleh demi memuaskan nafsu keinginan manusia lalu menjebolnya? Mereka tidak berani! Itu karena Sang Pencipta menciptakannya demi untuk menyelamatkan badan langit dan semua makhluk hidup, ini merupakan harapan bagi semua makhluk hidup untuk terselamatkan.

Guru  Li Hongzhi
30 September 2024

Catatan:

* Guru Li Hongzhi adalah pendiri Falun Dafa

** Mengenai Falun Dafa dapat dipelajari di  www.falundafa.org

Baca juga:


Mengapa Hendak Menyelamatkan Makhluk Hidup

Mengapa Sang Pencipta hendak menyelamatkan makhluk hidup! Karena Dia mengasihi makhluk hidup! Karena kehidupan semua makhluk hidup adalah pemberian-Nya.

Ketika badan langit telah sampai pada masa akhir dari terbentuk-bertahan-rusak-musnah, Sang Pencipta telah menggunakan waktu dua ratus juta tahun menciptakan Triloka, mengatur berbagai bentuk dan kesempatan bagi penyelamatan makhluk hidup, sekaligus membangun landasan bagi kebudayaan manusia beserta pikiran-perilakunya. Dia juga menggunakan tubuh dewa-Nya sendiri untuk menyelesaikan-melenyapkan karma dosa makhluk hidup! Demi menyelamatkan makhluk hidup Dia telah mencurahkan segala milik-Nya.

Agar saat dimulainya penyelamatan di masa akhir, manusia dapat memenuhi kriteria surgawi, selama dua ratus juta tahun tak terhitung tubuh pecahan Sang Pencipta terlahir ke dunia menghamparkan kebudayaan umat manusia, menjaga moralitas umat manusia. Di tengah masa sejarah yang panjang, penantian puluhan juta tahun dari kehidupan yang bereinkarnasi berulang-ulang, lama-kelamaan, tubuh sejati semua makhluk hidup di dunia (termasuk berbagai bangsa), mayoritas memiliki berbagai macam jodoh pertalian dengan Sang Pencipta, yang membuat Sang Pencipta semakin mengasihi semua umat-Nya. Ketika masa akhir tiba, demi menunaikan penyelamatan dengan lebih baik, kehidupan yang tidak memiliki pertalian semacam ini dengan Sang Pencipta, tidak dapat menjadi manusia di saat ini, hingga saat ini, semua tubuh sejati manusia di bumi sudah merupakan umat-Nya, bahkan orang-orang yang digunakan oleh dewa-dewa saat bereinkarnasi menjadi manusia, yang datang mengajarkan Fa, mengajarkan Tao, dan yang dipercaya oleh manusia di dunia itu, mereka semua adalah umat dari Sang Pencipta. Tujuan para dewa menggunakan tubuh manusia adalah meletakkan landasan kebudayaan dewa demi penyelamatan manusia dunia yang terakhir oleh Sang Pencipta. Berbagai agama ortodoks yang ditinggalkan juga eksis demi untuk menjaga moralitas umat manusia, menantikan penyelamatan terakhir Sang Pencipta. Bagi Sang Pencipta, Dia berhak mengasihi umat-Nya, Dia terlebih lagi akan mengasihi orang yang menurut-Nya patut dikasihi. Itu adalah hak-Nya, tidak ada siapa pun berhak ikut campur! Itu adalah anugerah tak terhingga bagi makhluk hidup-Nya!

Sang Pencipta adalah penguasa dari seluruh dewa di badan langit, Dia adalah pencipta penguasa dari seluruh penguasa, raja dari segala raja, Penguasa segenap makhluk hidup, termasuk seluruh manusia-dewa-benda yang diciptakan-Nya di dalam Triloka. Kasih-Nya adalah karunia suci yang tertinggi bagi seluruh makhluk hidup! Dikasihi oleh-Nya merupakan kehormatan tertinggi bagi manusia dunia!

Guru Li Hongzhi

17 April 2023

Catatan:

* Guru Li Hongzhi adalah pendiri Falun Dafa

** Mengenai Falun Dafa dapat dipelajari di  www.falundafa.org

 

Baca juga:

 


Mengapa Ada Umat Manusia

Pertama-tama menyapa Anda semua pada kesempatan Tahun Baru Tionghoa ini!

Tahun Baru seharusnya saya sampaikan kata-kata gembira yang Anda suka dengar, tetapi bahaya yang saya lihat terus mendekati umat manusia selangkah demi selangkah. Untuk itu para Dewa-Buddha memohon saya untuk memberikan beberapa patah kata yang hendak disampaikan para Dewa kepada makhluk hidup di dunia, setiap kalimat adalah rahasia langit, tujuannya agar manusia mengetahui fakta kebenaran, dan memberikan kesempatan lagi kepada manusia agar terselamatkan.

Mengapa ada umat manusia, dari awal hingga akhir, alam semesta akan melalui empat tahapan proses panjang yaitu Terbentuk, Bertahan, Rusak, dan Musnah. Begitu alam semesta mencapai akhir dari proses “Pemusnahan” terakhir, segala sesuatu dalam badan langit yang lebih besar, termasuk alam semesta tempat kita berada ini akan tercerai-berai tak berwujud lagi dalam sekejap! Seluruh kehidupan akan musnah tak tersisa!

Kematian manusia hanyalah kerusakan dan penuaan tubuh secara permukaan, sedangkan Yuanshen-nya (sukma sejati) tidak mati dan akan bereinkarnasi di kehidupan selanjutnya. Alam semesta mengalami proses Terbentuk, Bertahan, Rusak, Musnah, sedangkan manusia mengalami proses Lahir, Tua, Sakit, Mati, ini adalah hukum alam semesta, bahkan para Dewa juga akan mengalami proses ini, hanya saja rentang waktunya sangat lama, dan para Dewa yang lebih agung akan lebih lama lagi. Tidak ada rasa sakit dalam kehidupan dan kematian mereka, dan mereka selama prosesnya dalam keadaan sadar, ibaratnya seperti berganti pakaian luar saja. Dengan kata lain, biasanya kehidupan mereka tidak benar-benar mengalami kematian. Akan tetapi, ketika alam semesta dan badan langit tercerai-berai pada tahapan terakhir Terbentuk, Bertahan, Rusak, Musnah, maka kehidupan tidak lagi bereinkarnasi, semua kehidupan dan materi akan lenyap, serta berubah menjadi debu, semuanya kembali ke ketiadaan. Pada saat ini manusia di dunia sedang mengalami tahap terakhir Pemusnahan dari Terbentuk, Bertahan, Rusak, Musnah. Segala sesuatu telah berubah menjadi lebih buruk di masa paling akhir ini, oleh karenanya kehancuran akan terjadi, oleh sebab itu barulah masyarakat saat ini menjadi begitu kacau. Pikiran manusia tidak lagi memiliki kebaikan, kehidupan seksual yang bejat, kejiwaan yang menyimpang, penyalahgunaan narkoba merajalela, tidak percaya Tuhan dan segala fenomena kacau tumbuh subur, ini pasti terjadi pada tahap akhir dari badan langit, dan tibalah kini saatnya!

Sang Pencipta menyayangi semua Dewa dan makhluk hidup yang baik serta segala ciptaan indah dalam badan langit, oleh sebab itu pada awal tahapan “Rusak”, dibawalah sejumlah Dewa ke lapisan tanpa Dewa dari lapisan terluar badan langit (umumnya dikenal sebagai “di luar Alam Fa (Hukum)”), dan menciptakan Bumi. Tetapi Bumi tidak dapat eksis secara mandiri, ia tergantung pada sistem sirkulasi dari kehidupan dan organisme yang terbentuk di dalam struktur badan langit yang berhubungan, baru dapat eksis. Untuk itu, Sang Pencipta, di luar Bumi menciptakan sebuah ruang lingkup yang lebih luas, yang oleh para Dewa disebut “Triloka”. Bila penyelamatan akhir belum tiba waktunya, betapa pun tingginya tingkatan Dewa, tanpa persetujuan dari Sang Pencipta, Ia tidak diizinkan keluar atau masuk ke Triloka sekehendak hati. Dalam ruang lingkup Triloka terdapat tiga alam utama, lapisan tempat makhluk hidup di Bumi termasuk umat manusia ini disebut “Alam Hasrat”, di atas Alam Hasrat adalah alam kedua yang disebut “Alam Berbentuk”, dan di atasnya lagi adalah alam ketiga yang disebut “Alam Tanpa Bentuk”. Satu alam lebih tinggi dan lebih mulia dari alam lainnya, namun tidak satu pun yang dapat dibandingkan dengan sejumlah Kerajaan Surga yang berada di Alam Fa dan di atas Alam Fa. “Surga” yang biasa disebut oleh umat manusia, sesungguhnya berada di dalam Alam Berbentuk dan Alam Tanpa Bentuk yang berada di dalam Triloka. Karena di setiap Loka terdapat sepuluh lapisan langit, jika ditambahkan Triloka itu sendiri, maka totalnya menjadi tiga puluh tiga lapisan langit. Manusia di Alam Hasrat, ini adalah tingkatan yang paling rendah, juga dengan lingkungan yang paling buruk. Hidup ini penuh derita dan singkat, dan yang paling mengerikan adalah di dunia manusia ini tidak ada prinsip lurus, di alam semesta ini prinsip manusia adalah berbalikan (kecuali prinsip-prinsip Fa yang diajarkan Dewa kepada manusia). Misalnya: yang menang menjadi raja, merebut kekuasaan dengan kekerasan, yang kuat menjadi pahlawan, dan lainnya, di mata Dewa semua itu bukanlah prinsip lurus, karena semuanya diperoleh melalui pembunuhan dan perampasan. Alam semesta dan Dewa tidak akan seperti itu, namun di dunia manusia hal itu adalah keharusan, dan boleh dilakukan, itulah prinsip dunia manusia, jika dibandingkan dengan prinsip alam semesta adalah “prinsip yang berbalikan”, itu sebabnya agar bisa kembali ke Surga maka manusia harus “berkultivasi” sesuai prinsip lurus. Ada orang yang hidupnya agak lebih baik daripada orang lain, lalu sudah merasa dirinya sangat baik, itu hanya membandingkan dirinya dengan orang lain di dunia ini, namun sebenarnya mereka hanya hidup di tengah tumpukan sampah alam semesta. Triloka dibangun pada lapisan terluar dari badan langit alam semesta, tersusun dari partikel seperti molekul dan atom yang paling rendah, paling kasar dan paling kotor. Di mata Dewa, di sinilah tempat pembuangan sampah alam semesta. Itulah sebabnya, Dewa memandang lapisan partikel molekul ini sebagai “tanah”, yang merupakan lapisan paling rendah, inilah makna asli dari perkataan dalam agama bahwa “Tuhan menciptakan manusia dari tanah”, yang sebenarnya adalah menggunakan materi pada tingkat yang terbentuk dari molekul ini untuk menciptakan manusia.

Penciptaan manusia oleh para Dewa adalah atas perintah Sang Pencipta, dan Dewa yang berbeda diminta untuk menciptakan manusia dengan wujud yang berbeda menurut penampilan unik masing-masing, oleh sebab itu ada manusia kulit putih, kulit kuning, kulit hitam, dan ras lainnya, ini hanya perbedaan pada tampilan luarnya saja, jiwa-jiwa di dalamnya adalah pemberian dari Sang Pencipta, jadi semua manusia memiliki nilai-nilai yang sama. Tujuan Sang Pencipta meminta para Dewa menciptakan manusia adalah dipergunakan untuk menyelamatkan makhluk hidup termasuk para Dewa di alam semesta yang lebih besar di masa paling akhir.

Lalu mengapa Sang Pencipta meminta para Dewa untuk menciptakan umat manusia di tengah lingkungan yang rendah dan begitu buruk ini? Karena di sinilah lapisan terendah alam semesta, adalah tempat yang paling menderita, namun menderita baru dapat berkultivasi, menderita baru dapat melenyapkan karma. Di tengah penderitaan, manusia masih dapat mempertahankan kebaikan, masih tahu cara bersyukur, menjadi seorang yang baik, inilah cara meningkatkan diri sendiri. Apalagi penyelamatan adalah proses dari bawah ke atas, dan harus dimulai dari tingkat yang paling bawah. Kehidupan di sini adalah penderitaan, antara manusia dengan manusia juga akan ada konflik kepentingan, dan lingkungan alam yang buruk, untuk bertahan hidup manusia harus menguras tenaga serta pikiran dan lain sebagainya, semuanya itu dapat memberikan kesempatan bagi kehidupan untuk meningkatkan diri, dan melenyapkan karmanya. Penderitaan pasti dapat melenyapkan karma, di tengah penderitaan dan konflik, jika seseorang masih dapat mempertahankan kebaikan maka ia akan mengumpulkan pahala kebajikan, dan dengan demikian kehidupan akan mendapatkan peningkatan.

Tiba di era modern ini ketika Sang Pencipta hendak menggunakan tubuh manusia untuk menyelamatkan makhluk hidup di alam semesta, sebagian besar kehidupan asli dalam tubuh manusia digantikan oleh “dewa” yang telah bereinkarnasi menjadi manusia. Karena tubuh manusia dapat melenyapkan karma di tengah penderitaan, dan pada saat yang sama di tengah kondisi tidak adanya prinsip lurus, jika dapat memegang teguh pada prinsip lurus yang diajarkan Dewa, dan dapat mempertahankan kebaikan maka kehidupan itu akan memperoleh peningkatan. Masa akhir telah tiba, gerbang langit dari Triloka telah terbuka, dan Sang Pencipta telah memilih orang-orang seperti ini untuk diselamatkan.

Badan langit alam semesta dalam proses Terbentuk, Bertahan, dan Rusak, segala sesuatunya sudah tidak murni lagi, sudah tidak sebaik saat pertama kali terbentuk, sehingga akan menuju “Kemusnahan”. Artinya, segala sesuatu dalam badan langit sudah rusak, makhluk hidup sudah tidak sebaik semula, dan kehidupan mereka juga sudah tidak murni lagi, sudah memiliki karma, sehingga mereka akan musnah. Jenis dosa ini disebut “dosa asal” dalam agama. Untuk menyelamatkan badan langit alam semesta, Sang Pencipta meminta para Dewa dan para Penguasa Langit untuk turun ke dunia menjadi manusia di lingkungan ini, menderita, meningkat, dan melenyapkan dosa, membentuk kembali diri mereka sendiri, dan kemudian kembali ke Surga (karena Sang Pencipta pada saat menyelamatkan manusia juga membentuk ulang alam semesta yang baru). Badan langit alam semesta yang baru adalah benar-benar murni dan indah, manusia dapat mempertahankan niat baik di tengah lingkungan penuh derita ini, dalam menghadapi terpaan konsep modern, manusia dapat tetap berpegang pada konsep tradisional, di tengah terpaan ateisme dan teori evolusi, dan masih bisa percaya pada Tuhan, maka orang seperti ini telah mencapai tujuan terselamatkan kembali ke Kerajaan Surga. Segala fenomena kekacauan adalah pengaturan terakhir para Dewa, tujuannya adalah untuk menguji makhluk hidup apakah layak untuk diselamatkan, di saat yang sama penderitaan juga dapat melenyapkan karma di dalam proses ini, segala sesuatunya dilakukan demi menyelamatkan manusia kembali ke alam Surga.

Maka artinya, hidup manusia di dunia ini bukan demi pencapaian sosial apa pun. Perjuangan dan kerja keras, serta memperoleh dengan menghalalkan segala cara dalam hidup, hanya akan membuat manusia menjadi rusak. Tujuan manusia datang ke dunia ini adalah untuk menghapus dosa dan karma, serta untuk mengultivasi diri dengan baik. Manusia datang ke dunia adalah untuk diselamatkan. Mereka datang dan mengambil wujud manusia untuk menantikan Sang Pencipta menyelamatkan diri mereka kembali ke Kerajaan Surga. Di dalam penantian, kehidupan demi kehidupan terus-menerus mengumpulkan kebajikan, inilah pula tujuan reinkarnasi manusia. Kekacauan dunia adalah digunakan untuk pencapaian semua makhluk. Namun, ada pula sebagian orang yang memohon pertolongan Tuhan dalam menghadapi kesulitan, tidak mendapatkan yang diinginkan lalu mulai membenci Tuhan, dan dengan demikian berjalan sampai ke taraf menentang Tuhan, bahkan menempuh jalan iblis dan menciptakan karma yang baru. Orang-orang seperti ini bergegas kembalilah, memohon pengampunan Tuhan, dan kembali ke jalan yang benar. Sebenarnya segala sesuatu dalam hidup manusia, pantas mendapatkannya atau tidak, semuanya adalah sebab akibat dari kebaikan dan keburukan yang telah dilakukan pada kehidupan sebelumnya yang menumbuhkan buah pada kehidupan setelahnya, berapa banyak pahala kebajikan yang dikumpulkan pada kehidupan sebelumnya akan menentukan berapa banyak keberuntungan yang diperoleh pada kehidupan ini atau kehidupan berikutnya. Jika Anda memiliki banyak pahala, maka di kehidupan berikutnya Anda mungkin dapat menukar pahala tersebut dengan memperoleh jabatan tinggi dan kemakmuran, mungkin juga memperoleh berbagai kekayaan dan kebahagiaan, termasuk apakah keluarga Anda bahagia, bahkan bagaimana dengan kondisi putra-putri Anda. Inilah penyebab fundamental mengapa ada orang yang kaya, ada yang miskin, ada yang menjadi pejabat tinggi, dan ada yang tunawisma, ini tidak seperti propaganda partai jahat komunis tentang kesetaraan antara yang miskin dan kaya. Alam semesta ini sangat adil, jika makhluk hidup melakukannya dengan baik maka akan menuai kebaikan, jika melakukan kejahatan maka harus dibayar, tidak dibayar pada kehidupan kali ini akan dibayar pada kehidupan yang akan datang, ini adalah prinsip hukum alam semesta yang absolut! Langit-Bumi-Dewa-Sang Pencipta memperlakukan manusia dengan belas kasih, Langit-Bumi-Manusia-Dewa semuanya adalah kreasi Sang Pencipta, Ia mutlak tidak akan hanya baik dengan kehidupan tertentu dan tidak baik dengan kehidupan tertentu lainnya. Alasan beberapa orang menjalani hidup bahagia dan yang lain tidak, semuanya karena hukum sebab akibat.

Manifestasi dari memperoleh dan kehilangan, di tengah realita akan terlihat seperti manifestasi yang normal di masyarakat, pada dasarnya adalah konsekuensi sebab-akibat yang dilakukan oleh kehidupan itu sendiri. Tetapi ada atau tiada, dan mendapatkan atau kehilangan, manifestasinya di tengah masyarakat manusia adalah sejalan dengan kondisi masyarakat umat manusia, oleh karena itu manusia hidup di dunia ini tak peduli apakah Anda kaya atau miskin, Anda harus melakukan kebaikan, tidak melakukan kejahatan, mempertahankan diri tetap baik, menghormati Langit dan Dewa, serta suka membantu orang lain. Dengan demikian pahala akan terkumpul, dan akan ada berkah di kehidupan berikutnya. Dahulu orang tua di Tiongkok sering mengingatkan bahwa jangan mengeluh tentang kesulitan dalam hidup ini, lakukan lebih banyak perbuatan baik dan kumpulkan kebajikan, maka Anda akan baik-baik saja pada kehidupan selanjutnya, dengan kata lain jika Anda tidak melakukan kebaikan atau mengumpulkan pahala di kehidupan Anda sebelumnya, percuma saja Anda memohon bantuan Tuhan. Alam semesta ini memiliki prinsipnya sendiri, dan bahkan para Dewa pun harus menaatinya. Jika melakukan hal yang tidak sepantasnya, maka Dewa pun akan dihukum. Tidak sesederhana seperti yang dipikirkan oleh manusia, haruskah Tuhan memberikan apa pun yang Anda inginkan? Syaratnya adalah Anda harus sudah mengumpulkan berkah dan kebajikan dari kehidupan sebelumnya, dan menukarkannya dengan berkah dan kebajikan! Ini adalah ditentukan oleh prinsip Fa alam semesta. Tapi dibicarakan dari akarnya, ini bukanlah tujuan fundamental dari pengumpulan pahala kebajikan. Manusia hidup di dunia mengumpulkan sebanyak mungkin pahala, adalah demi menata jalan bagi diri sendiri untuk kembali ke Surga, ini barulah yang paling krusial, dan bukan untuk ditukarkan dengan kebahagiaan hidup dalam satu masa yang hanya sesaat!

Guru Li Hongzhi

20 Januari 2023


Catatan:

* Guru Li Hongzhi adalah pendiri Falun Dafa

** Mengenai Falun Dafa dapat dipelajari di  www.falundafa.org

Baca juga:

Hancurnya Kebudayaan Tradisional Hancurnya Etika Moral Manusia

Mencermati perilaku manusia zaman sekarang seperti sudah keluar dari pakem kebudayaan yang dikenal dan dipahami oleh generasi-generasi sebelumnya. Kebudayaan dipahami sebagai hasil karya, rasa, serta cipta dari masyarakat, merupakan buah budi dari manusia yang muncul karena adanya hasil alam serta kodrat masyarakat, menjadi bentuk kejayaan dari masyarakat yang mampu mengatasi kesulitan-kesulitan serta menjadi awal dari munculnya tata-tertib di masyarakat.

Kebudayaan merupakan hal kompleks yang mencakup beberapa hal di dalamnya seperti kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat istiadat serta kemampuan yang dapat diperoleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat. Kepercayaan manusia kepada Sang Pencipta mampu menciptakan tata-tertib dan pengendalian diri untuk mengatasi setiap masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Setiap karya yang dibuat baik melalui karya sastra, seni ataupun hukum senantiasa berusaha mendewasakan manusia agar menumbuhkan kebijaksanaan yang terpendam di dalam setiap diri manusia setelah melakukan kesalahan.

Kebudayaan tradisional Tiongkok dikenal sebagai kebudayaan warisan Dewa, mengajarkan makna keindahan, kejujuran, kesopanan, etika, keseimbangan, kesetiaan, kebajikan, dan harapan, dimana dalam sejarahnya juga telah membawa pengaruh pada budaya penduduk dunia lainnya. Namun sayang sejak “Revolusi Besar Kebudayaan” budaya asli warisan Dewa tersebut sudah banyak yang dihancurkan dan dimusnahkan oleh penguasanya sendiri yang saat itu sudah berpaham komunis, sehingga generasi berikutnya sudah tidak mengenali lagi warisan asli nenek moyangnya, karena kebudayaan yang tertinggal sekarang seolah telah kehilangan ruh-nya, hanya tersisa sekedar formalitas dan tontonan hiburan semata.

Warisan sejarah yang begitu megah telah dihancurkan oleh penguasanya sendiri, sehingga menimbulkan pertanyaan, “Apakah yang terjadi sebenarnya di daratan Tiongkok di masa sekarang dan apa hubungannya dengan masa akhir zaman atau masa akhir Dharma?”

Hancurnya kebudayaan tradisional Tiongkok disadari atau tidak telah membawa pengaruh pada kehancuran budaya global, serta kehancuran akhlak, semua lepas kendali, persis gambaran memasuki zaman Kalatidha - kalabendhu

Untuk mengetahui secara utuh grand scenario (skenario besar) semesta tentang akhir zaman harus mengenali apa dan siapa yang menjadi dalang di atas panggung yang terjadi di Tiongkok saat ini, setiap orang harus mengetahui apakah tujuan akhir munculnya komunisme di atas bumi? Mengapa dunia memerlukan Falun Dafa (Falun Gong)? Apakah itu budaya tradisional?

Tidak ada yang kebetulan dengan pepatah “Tuntutlah ilmu meski sampai ke negeri China

Baca juga:

Memahami Hubungan Jagat Alit dan Jagat Besar - Tubuh dan Semesta

Sejak zaman dahulu sudah sering disebutkan bahwa tubuh manusia adalah ‘jagat alit / jagat kecil’ yang dianggap sebagai miniatur dari jagat besar, dimana semua potensi luar biasa sudah disediakan di dalam tubuh manusia, namun sayang tidak semua dari kita dapat mengetahui bagaimana ‘mengolah’ semua potensi yang terpendam yang kita miliki sejak kita lahir tersebut dapat tumbuh kembali sebagaimana mustinya, agar bersinergi dan selaras dengan “jagat besar”, alam semesta.

Pemahaman ini menjadi tidak mustahil jika kemudian ada istilah mukjizat atau pun kemampuan supranatural/supernormal yang dimiliki oleh para nabi yang seperti dikisahkan dalam kitab suci dari berbagai agama yang pernah kita ketahui.

Selain itu di kalangan spiritualis mereka sering menyebut adanya fenomena munculnya manusia-manusia cahaya di zaman akhir (akhir zaman) saat ini, yang mengindikasikan betapa pentingnya masa-masa sekarang dengan adanya fenomena-fenomena aneh yang sering terjadi di alam tempat kita berpijak ini.

Beruntung di zaman ini kita diperkenalkan Falun Dafa, selain membabarkan rahasia langit yang selalu menjadi misteri bagi kita selama ini, juga mengajarkan metode kultivasi jiwa dan raga agar selaras (tidak bertentangan) dengan karakteristik/hukum alam semesta. Dengan belajar dan berlatih Falun Dafa tubuh kita senantiasa dimurnikan sehingga mencapai ‘derajat kemurnian’ yang seharusnya dimiliki oleh semua dari kita, sebagaimana yang sering disebut sebagai “makhluk mulia orang suci.”

Falun Dafa telah dipelajari di banyak negara dan telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi para praktisi yang serius mempelajarinya. Setiap praktisi harus belajar dengan membaca dengan mata kepala sendiri, bukan mendengar dari cerita dari orang lain yang bisa menimbulkan salah tafsir yang menyebabkan melenceng dari makna sejati yang tertulis di dalam buku "Zhuan Falun." 

Sebagaimana yang sering dibahas dan diharapkan kehadirannya dimasa carut-marut dunia, Falun Dafa telah ditakdirkan untuk membuka tabir "rahasia langit" agar manusia dapat menemukan kembali jatidirinya dan dapat kembali ke tempat masing-masing berasal (kembali ke awal). "Hukum Alam Semesta" Sejati-Baik-Sabar (Zhen-Shan-Ren) telah dibabarkan untuk memurnikan jiwa dan dilengkapi dengan teknik memurnikan raga, masing-masing individu hanya tinggal mempraktikan Prinsip Sejati tersebut dalam kehidupan sehahri-hari, maka apa yang sepantasnya dicapai akan diperoleh dengan sendirinya, tanpa dimohon.

Dimanapun belajar dan berlatih bersama “tidak dipungut biaya

Informasi tempat latihan dan cara belajar dapat dibuka di web resminya : www.falundafa.org (pilih bahasa yang dikehendaki)


Rangkaian Video :


Dalang Memilih Wayang atau Wayang Memilih Dalang?

Sebuah pepatah mengatakan "Manusia hanya sebagai wayang" lalu siapakah dalangnya? Apakah Tuhan atau iblis?

Bagaimana Tuhan dan iblis menggerakkan/mendalangi manusia sebagai wayangnya agar berbuat menuruti perintahnya?

Perintah seperti apa yang Tuhan kehendaki untuk manusia jalankan? Dan perintah seperti apa yang iblis kehendaki untuk manusia jalankan?

Ketika otak berpikir, lalu dari mana sumber informasi yang masuk ke dalam otak yang kemudian menjadikan otak manusia berpikir dan menyuruh organ tubuh, tangan dan kaki untuk bertindak?

Sebagai wayang, tahukah manusia kalau iblis secara halus dan tidak terasa telah mengendalikan manusia dengan menggunakan berbagai macam benda yang tidak lurus untuk mengendalikan manusia? yang terwujud dalam kesenian, perilaku, aneka ragam produk, segala hal yang memikat hati manusia dalam bebagai aspek kehidupan.

Dengan dibekali hati nurani dan kalbu, tidak mampukah manusia memilih siapa dalang yang diinginkan?

Dalam sejarah manusia yang terus berulang, selayaknya manusia dengan memiliki "kesadaran sejati" nya, sudah mampu memetik pelajaran dari semua peristiwa negatif yang pernah terjadi dalam sejarah agar tidak lagi terulang di zaman sekarang dan yang akan datang.

Sayangnya "kesadaran sejati" hanya dimiliki oleh manusia yang sudah tidak terpikat dan terikat oleh nafsu duniawi dan perasaan manusia pada umumnya, sehingga mempunyai "tameng" sebagai pelindung diri dari hal-hal buruk yang seharusnya bisa dihindari oleh setiap manusia saat "pengadilan alam" tiba, entah berupa bencana alam ataupun wabah penyakit.

Baca juga:

 

Film Dokumenter: Ketika Wabah Tiba


 


Pertarungan Akhir Zaman

Setiap agama dan aliran kepercayaan meyakini akan datangnya penyelamat terakhir sebelum bencana besar melanda akibat ulah raja iblis yang memutar balik prinsip-prinsip hukum langit untuk menyesatkan seluruh manusia sehingga tidak lagi mempunyai standar moral sebagai manusia agar dapat termusnahkan saat bencana kalpa yang terakhir terjadi. 

Sementara itu sang penyelamat berjuang untuk membangkitkan kembali nurani setiap insan dengan menyampaikan prinsip-prinsip kebenaran hukum langit yang telah diluruskan agar manusia kembali memiliki standar moral manusia yang berakhlak mulia, yang tidak bertentangan dengan hukum langit dan bumi.

Pertarungan antara yang bajik dengan yang jahat, pertarungan antara yang berusaha menyelamatkan manusia dengan yang berusaha memusnahkan manusia, terjadi di dimensi bumi dan dimensi langit, bagi yang sudah mempunyai penglihatan mata ketiga, pemandangan pertarungan yang terjadi tersebut sudah tidak asing lagi.

Namun bagaimanakah wujud yang tampak di dimensi manusia (bumi) ini? Ketika manusia bahkan tidak dapat mengenali bagaimana wujud raja iblis dan bagaimana wujud sang penyelemat terakhir? Ketika manusia bahkan sudah sulit membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara kebenaran dan ketidakbenaran, antara yang asli dan yang palsu?

Berikut rangkaian video "9 Komentar Mengenai Partai Komunis" yang dapat menjelaskan tentang semua yang tidak kita pahami selama ini, yang bahkan mungkin tanpa sadar kita sudah ikut terseret mendukung misi raja iblis melakukan kejahatan karena kekeliruan dalam menimbang dan berpikir, sepert pepatah "Manusia Hanya Seperti Wayang yang Dimainkan oleh Sang Dalang" dimana manusia sering salah dalam memilih dalang yang benar, karena pertimbangan kepentingan pribadi berani mengesampingkan suara hati nurani.

  1. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 1)
  2. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 2)
  3. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 3)
  4. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 4)
  5. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 5)
  6. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 6)
  7. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 7)
  8. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 8)
  9. Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis Tiongkok (PKT) - (bagian 9)
Sumber : (Multi bahasa)

Baca juga :

Sebenarnya Apa Tujuan Utama Munculnya Paham Komunis?

Mempelajari secara menyeluruh "Tujuan Akhir Paham Komunis" yang menyangkut keselamatan seluruh umat manusia di muka bumi adalah sangat penting. Sejarah yang begitu panjang tidak bisa hanya dipelajari sepotong-sepotong, sudah saatnya semua dibongkar untuk dapat dipahami oleh yang masih memiliki nurani dan yang selama ini terkelabui.

Berikut adalah rankaian video yang menjelaskan tentang tujuan yang sebenarnya munculnya paham komunis di dunia, simak secara runtut 1-32 episode di bawah ini:

  1. Apa Tujuan Utama Paham Komunis Diciptakan
  2. Negara Pusat Kebudayaan Warisan Dewa
  3. Rahasia Karl Marx yang Tidak Diketahui Orang-orang
  4. Peta Langkah Roh Jahat Dalam Memusnahkan Umat Manusia
  5. PKT : Tetap Jahat Walau Berubah Ribuan Kali
  6. Memberi Rasa Manis Dulu, Kemudian Dibuat Menelan Kepahitan
  7. Terungkap Fakta "Buruh dan Petani Tetap Saja Menderita"
  8. Menghancurkan Seluruh Umat Manusia
  9. Roh Jahat Komunis Membunuh Sepanjang Jalan
  10. Soviet Rusia Sbagai Bahan Uji Coba
  11. Membantai Habis Kaum Elit
  12. Merusak Alam
  13. Memusnahkan Kebudayaan
  14. Kejahatan Paling Biadab
  15. Tanpa Letih Mengubah Jurus untuk Memusnahkan Manusia
  16. Memimpin Gerakan Anti Tuhan dan Mencaci Leluhur
  17. Sekuat Tenaga Cuci Otak, Memutar Balik Baik dan Jahat
  18. "Restorasi Tradisional" : Cuci Otak Secara Fleksibel
  19. Menutup Rapat Jalan Surga, Membuka Lebar Pintu Neraka
  20. Roh Jahat Merebut Takhta Tuhan
  21. Sistem Aksara Mandarin yang Cacat
  22. Perusakan PKT Terhadap Kebudayaan Kultivasi
  23. Kaya Namun Bermoral
  24. Teladan Manusia vs Penyembah Kejahatan
  25. Kesenian Tradisonal vs Kesenian Iblis
  26. PKT Menentang Nilai Universal : "Sejati - Baik - Sabar"
  27. Menggunakan "Kebencian" untuk Mendirikan Negara
  28. PKT Mengubah Manusia Menjadi Bukan Manusia
  29. Meracuni dengan Bahasa dan Perilaku Partai
  30. Negara Komunis Pasti Menjadi Negara Serigala
  31. Pemandangan Akhir Zaman
  32. Babak Akhir Pertunjukan 5000 Tahun

Baca juga:

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia

Setiap rencana besar menyangkut alam semesta tentu sudah ada pengaturan yang dilakukan sejak jauh lampau bahkan sebelum obyek ditentukan untuk dipilih sebagai pemeran utama, pemeran pembantu maupun pemeran penderita, baik yang berperan positif maupun yang berperan negatif.

Komunisme merupakan paham ideologi yang mungkin selama ini orang mengenalnya dengan istilah komunis dan dipandang hanya sebagai metode pengaturan negara belaka, padahal bukan.

Sebagai paham ideologi yang berhasrat menguasai dunia, tanpa sadar banyak negara yang terjebak masuk perangkap dalam pengaturan strategi oleh pemrakarsa terciptanya komunisme di muka bumi.
Bagaimana "roh jahat" komunisme menguasai dunia kita?, simak video tersebut di bawah ini yang disajikan secara berurutan sebagai berikut:
  1. Kata Pengantar
  2. Awal Komunisme Eropa
  3. Pembunuhan Massal di Timur (bagian 1)
  4. Pembunuhan Massal di Timur (bagian 2)
  5. Mengekspor Revolusi (bagian 1)
  6. Mengekspor Revolusi (bagian 2)
  7. Penyusupan ke Barat (bagian 1)
  8. Penyusupan ke Barat (bagian 2)
  9. Penyusupan ke Barat (bagian 3)
  10. Penyusupan ke Barat (bagian 4)

Baca juga :